Sejarah

       Surabaya sebagai kota santri merupakan kultur yang menginspirasi lahirnya Masjid Mujahidin, pada saat itu tokoh masyarakat khususnya yang ada di perak sudah memprediksi bahwa perkembangan di wilayah tersebut adalah suatu wilayah yang sangat strategis di bagian Indonesia timur, karena di perak ada pelabuhan terbesar di Indonesia timur. Di tengah keadaan NKRI dalam masa pergolakan baik dalam menghadapi tantangan dari luar maupun dari dalam. Tantangan dari luar masih adanya negara-negara penjajah yang ingin merebut kembali NKRI, sedang dari dalam yaitu adanya berbagai kepentingan untuk berkuasa dan menguasai pemerintahan. Kepentingan tersebut juga di tunjukkan dengan latar belakang perbedaan ideologi ,Ras/suku, etnis dan agama. Melihat posisi perak sebagai pintu gerbang Indonesia timur sekaligus perak sebagai markas maritim, maka menjadi sangat penting adanya masjid yang berfungsi sebagai tempat pembinaan masyarakat perak dan sekitarnya. Hal inilah yang menjadi pendorong Letnan Soewarno Achmady untuk membangun masjid di wilayah perak. Tahap berikutnya adalah menyebarluaskan ide kepada para kaum muslimin di lingkungan pelabuhan tanjung perak dan juga para pedagang tepatnya tepatnya tanggal 12 Juli 1954 di rumah Abdullah Mohammad said martak, dalam pertemuan pertama inilah terbentuk susunan panitia pendirian Masjid tanjung perak , setelah melalui beberapa tahapan dengan ketua H. Sabran Gazali mengingat waktu itu belum mempunyai kantor maka untuk sementara panitia beralamatkan di rumah Soewarno Achmady Jl. Singapore no. 8 tanjung perak Surabaya.

       Sebagaimana disebutkan di atas beliaulah yang di tunjuk oleh panitia untuk menangani pembebasan tanah ( Lokasi ) pendirian masjid yang dibantu oleh Abdurrrahman Alatas. Dalam rapat berikutnya di tetapkan bahwa masjid yang akan didirikan itu berukuran 30 X 40 M2 diatas tanah seluas 75 X 40 M2 dengan kapasitas 3.000 sampai 4000 jamaah menelan dana awal sekitar Rp 500.000 sampai Rp 750.000 sedang dana keseluruhan di perkirakan mencapai lebih dari Rp. 1.000.000 termasuk didalamnya perlengkapan sholat dan piranti lainnya.

Setelah melalui tahap penyusunan panitia serta pembuatan rancangan anggaran pembangunan masjid tersebut, maka hasil rapat segera di umumkan kepada masyarakat , mereka semua baik para dermawan, simpatisan, pedagang, pengusaha muslim, pejabat para tokoh atau pemuka Islam di kawasan kota Surabaya berbaur jadi satu guna menghadiri pertemuan yang diadakan oleh Islam Study Club dengan ketuanya Bey Arifin dan Talib Attamimi selaku sekretaris, Al Irsyad sendiri selaku tuan rumah pertemuan tersebut.

     Pertemuan tersebut berlangsung meriah, tepatnya tanggal 13 Agustus 1954 di gedung Al Irsyad Jalan dana karya selatan Surabaya. Turut memberikan sambutan pada pertemuan  tersebut Ust Abdul Ghofar Ismail dari Pekalongan menyampaikan tentang pengaruh masjid terhadap peradaban manusia serta ceramahnya yang berbobot menyangkut maut yang sangat berkesan dan selalu di ingat oleh ummat islam Surabaya. Pada kesempatan itu Bey Arifin selaku pemrakarsa membentangkan sorban untuk menggalang infaq yang akan disumbangkan kepada panitia pembangunan masjid. Bagaimanapun keberadaan nantinya akan bermanfaat bagi kaum muslimin sendiri di segala lapisan masyarakat mulai kaum buruh, pegawai ABRI ( AL ) yang tinggal di sekitar tanjung perak.

      Alhamdulillah acara ini cukup sukses terbukti dengan terkumpulnya dana sebesar Rp 72.000 di samping itu ada yang mewakafkan bahan bangunan ( Material ) berupa semen,pasir,batu bata, tegel dll. Namun tidak sedikit pula yang menyumbangkan tenaga mereka secara suka rela. Dengan terkumpulnya, tersedianya lahan, bahan material serta dukungan moril dan tenaga dari segenap ummat Islam saat itu maka malam itu diputuskan bahawa peletakan batu pertama pembangunan masjid ini dilangsungkan bertepatan dengan peringatan proklamasi kemerdekaan RI tepatnya tanggal 17 Agustus 1954. Kolonel M. Nastsir ( Komandan Daerah Maritim Surabaya )sekaligus ketua pembangunan masjid ini mendapat kehormatan untuk meletakkan batu pertama dan diikuti gubernur Jawa Timur Samadikun, Wali kota Surabaya Mustajab Soemowidigdo, kepala jawatan pelabuhan Soemarsono, kepala polisi Sayid Rahmat dll.

     Ditengah terik matahari, segenap kaum muslimin berbondong-bondong menuju lokasi pembangunan Masjid. Dengan penuh antusias mereka mengikuti jalannya upacara peletakan batu pertama pembangunan masjid. Di hadapan para undangan yang terdiri atas tokoh Islam dan masyarakat Surabaya serata kaum muslimin, saat itu Bey Arifin menyampaikan pidato sambutannya. Dalam sambutan itu beliau juga menyampaikan rasa penghargaan yang tinggi kepada para pejabat pemerintah atas partisipasi mereka dalam mewujudkan gagasan pembangunan masjid ini. Alhamdulillah pembangunan masjid dapat di tuntaskan sepenuhnya dengan memakan waktu kurang lebih selama 3 tahun, namun demikian tidak sedikit kontroversi dari berbagai pihak atas pendirian masjid ini, mengingat disekitar masjid adalah markas pelabuhan maka pihak panitia menanggapinya dengan lapang dada, karena pendiri masjid memiliki misi mulia yaitu dakwah dan mengislamkan masyarakat, bahkan presiden pertama RI Ir. Sukarno juha mengkritisi secara teknis bahwa pembangunan masjid kurang memiliki ventilasi udara dan pintu yang cukup.

Jaminan Kualitas

 SD MUJAHIDIN 2 SURABAYA (12 QA)

BERTAQWA

1. Sholat dengan kesadaran
2. Berbakti pada orang tua
3. Aqidah yang lurus
4. Berakhlaq Mulia
5. Berbudaya sehat dan bersih

Berprestasi

1. Tartil Al-Qur’an
2. Tahfidzul Qur’an (Minimal Juz 30)
3. Senang membaca
4. Disiplin
5. Percaya Diri
6. Tuntas Bidang studi
7. Kemampuan Komunikasi Baik

Visi

Terwujudnya lulusan Mujahidin bertaqwa dan berprestasi

Misi

1. Melaksanakan pembinaan menuju pengamalan ajaran Islam.
2. Melaksanakan pembelajaran dengan mengembangkan multiple intellegece.
3. Membekali dan membiasakan anak berakhlaq karimah dengan ketauladanan.
4. Mengembangkan potensi anak sesuai dengan bakat dan minatnya.
5. Memberikan bimbingan secara intensif untuk meraih prestasi akademik maupun non akademik.

Landasan pemikiran

1. Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya). (QS. A Nisa:9)

2. “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah: 18)

Positioning

SD Mujahidin 2 Surabaya adalah Sekolah Islam unggulan berbasis masjid.

Diferensiasi

Sekolah islam unggul dalam menumbuh kembangkan talenta anak dan cinta masjid

Tagline

SD Mujahidin 2 Surabaya
Cerdas & Cinta Masjid

Statment/Stoping Power yg menguatkan

1. Sekolah Generasi Millenial Cerdas & Cinta Masjid
2. ⁠Sekolah berawal & berakhir dimasjid
3. ⁠Back to masjid & school (kalau sekolah biasa kan back to school aja)
4. ⁠dst …

Kegiatan Aktivasi ke sekolah

1. Mendekatkan masjid sejak dini
2. ⁠Melahirkan keluarga cinta masjid
3. ⁠Masjid jadi solusi kebangkitan bangsa
4. ⁠dst..

Branding

ini lebih kompleks lagi, paling tidak ada 7 elemen ust untuk menterjamakan positioning menjadi sebauh brand, kalau mau nanti bisa dibantu pihak ke-3 untuk membuat GSMnya

Cerita Kami

SD Mujahidin 2 Surabaya adalah cerminan dari semangat dan dedikasi kami untuk memberikan pendidikan berkualitas tinggi yang mengintegrasikan nilai keislaman dan pengembangan karakter. SD Mujahidin 2 Surabaya telah menjadi rumah bagi siswa-siswa yang bersemangat untuk belajar dan berkembang. Melalui kurikulum yang komprehensif, fasilitas yang modern, dan tenaga pengajar yang berkualitas, kami bertekad untuk membimbing siswa-siswa kami menuju kesuksesan akademis, pribadi, dan spiritual dalam menghadapi tantangan masa depan.